Coba KLIK !!!! Rasakan yang Akan terjadi

Selasa, 17 Januari 2023

DAPAT MENGOBATI DIABETES, INI 6 MANFAAT AIR REBUSAN KETUMBAR DAN MADU MENURUT DR ZAIDUL AKBAR

 


Berikut beberapa manfaat dari mengonsumsi air rebusan ketumbar /Unsplash/Mockupo

Selain bermanfaat sebagai bumbu dapur, air rebusan ketumbar ternyata memiliki ragam manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh Anda.

Baca juga : 

1. Resep Sehat Dengan Mengkonsumsi Madu dari dr Zaidul Akbar

2. Resep sehat sehari-hari konsumsi madu, dari dr Zaidul Akbar

3. Tips Sehat Lainnya Dari dr. Zaidul Akbar

Banyak yang tidak menyangka, rempah dengan cita rasa gurih ini ternyata memiliki berbagai nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak, kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor yang tentunya berkhasiat untuk kesehatan.

Dilansir dari kanal YouTube Shirathal Mustaqim pada 2 September 2021, berikut 6 manfaat air rebusan ketumbar menurut dr Zaidul Akbar.

 

1. Mengurangi Peradangan

Salah satu manfaat yang akan Anda rasakan dari mengonsumsi air rebusan ketumbar secara rutin adalah dapat mengurangi peradangan.

Hal ini dikarenakan kandungan zat antioksidan pada biji ketumbar yang ternyata juga dipercaya bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.

 

2. Mencegah Infeksi Jamur

Kandungan zat antibakteri dan antijamur yang terdapat pada biji ketumbar ternyata memiliki beragam manfaat yang baik bagi tubuh, terutama untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri.

 

3. Mengobati Diabetes

Berbagai kandungan yang terdapat pada biji ketumbar ternyata dapat merangsang produksi insulin di dalam tubuh, dan hal tersebut tentunya berdampak baik untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh Anda.

 

4. Mengatasi Gangguan Pencernaan

Kandungan nutrisi seperti protein, lemak, kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor pada biji ketumbar ternyata efektif untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Menurut pakar ahli, beberapa kandungan tersebut ternyata dapat melindungi tubuh dari berbagai bakteri yang menyerang usus.

 

5. Mencegah Kanker

Biji ketumbar ternyata juga mengandung senyawa yang dinilai dapat mencegah pembentukan heterocylic amines (HCA).

Kandungan tersebut tentunya efektif untuk melindungi tubuh dari paparan zat radikal bebas, yang dapat memicu pertumbuhan kanker.

 

6. Mencegah Kerusakan Sel

Selain kelima manfaat tersebut, ada salah satu manfaat yang paling dicari oleh banyak orang dari biji ketumbar.

Manfaat yang akan Anda dapat adalah dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat paparan zat radikal bebas.

Kandungan antioksidan sejenis terpinene, kuersetin, dan tocopherols ternyata efektif untuk melindungi tubuh dari kerusakan sel.

Meski tergolong bahan alami, namun ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memasukkan ketumbar sebagai  list minuman daily routine Anda.

Sebelum mengonsumsi air rebusan ketumbar, pastikan bahwa Anda tidak menderita alergi terhadap salah satu komponen pada biji ketumbar dan konsumsi air rebusan ketumbar sesuai ketentuan yang dianjurkan.***


Minggu, 15 Januari 2023

Gelar Al Faruq Untuk Sayyidina Umar bin Khaththab R.A

Umar bin Khaththab memiliki nama lengkap Umar bin Al-Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy. Postur tubuhnya yang tinggi besar serta keberanian dan watak kerasnya membuat orang-orang memanggilnya dengan Abu Hafs atau anak singa. Sedangkan, Rasulullah saw memberinya gelar Al-Faruq yang berarti pembeda antara yang hak dan batil.




Pada peristiwa Perang Badar, kemenangan besar diraih oleh umat Islam. Pasukan Quraisy dibuat takluk oleh pasukan Islam, padahal jumlah pasukan mereka lebih besar tiga kali lipat daripada pasukan Islam. Akan tetapi, berkat pertolongan Allah SWT jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak tersebut.

Sebagian besar pasukan Quraisy menjadi tahanan perang kaum muslimin. Rasulullah saw bermusyawarah dengan para sahabat tentang penanganan yang terbaik bagi para tawanan perang.

Abu Bakar r.a berpendapat agar para tawanan perang tersebut dibebaskan dengan sejumlah uang tebusan. Menurutnya hal itu akan menaikkan citra orang muslim di hadapan kaum musyrikin Quraisy. Ujarnya, "Dengan begitu, siapa tahu mereka akan tertarik untuk masuk Islam."


Dari dua pendapat tersebut, Rasulullah saw. cenderung mengikuti saran Abu Bakar r.a, yaitu membebaskan tawanan perang dengan sejumlah tebusan. Apalagi keputusan ini didasari firman Allah SWT, "Maka apabila kamu bertemu dengan orong-orang yang kafir (di medan perang) makapukullah batang iehermereka. Selanjutnya apabila kamu teiah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai. Demikianlah, dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan mereka, tetapi Dia hendak menguji kamu satu sama lain. Dan orang-orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak menyia-nyiakan amal mereka." (QS Muhammad [47]: 4)

Bukan berarti pendapat Umar bin Khaththab tidak memiliki landasan yang kuat. Ia berpendapat bahwa izin Allah SWT untuk membebaskan tawanan perang karena mereka tidak memerangi orang-orang muslim, mereka tidak boleh dibunuh. Akan tetapi, berbeda dengan para pemimpin kafir tawanan Badar kali ini. Mereka adalah musuh Allah yang sangat berbahaya sehingga harus dibunuh.

Selanjutnya, Allah SWT pun ternyata membenarkan pendapat Umar bin Khaththab dengan diturunkan ayat, "Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Maha perkasa, Maha bijaksana. Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Anfal [8]: 67-69)

Benarlah bahwa para tawanan Badar yang bebas kala itu menjadi musuh yang paling kuat pada peperangan Uhud yang membantai pasukan muslim karena hendak membalas kekalahan mereka pada Perang Badar.

Tentang Umar, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar." (HR Turmudzi)

Pernyataan Rasulullah saw. tersebut didasari karena beberapa pendapat Umar bin Khaththab r.a. yang sejalan dengan kehendak dalam Al-Qur'an, antara lain sebagai berikut.
  1. Usulnya untuk membunuh para tawanan Perang Badar dan tidak menerima tebusan dari mereka, lalu turun ayat Al-Qur'an yang menguatkan pendapatnya.
  2. Permintaannya agar istri-istri Nabi saw menggunakan hijab (penutup), kemudiam turunlah ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan hal tersebut.
  3. Ia pernah melarang Rasulullah saw untuk menyalati jenazah orang munafik, lalu turunlah ayat Al-Our'an yang melarang Rasulullah menyalati jenazah mereka.
  4. Pendapatnya untuk menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, kemudian turun ayat Al-Qur'an untuk menyuruh orang muslim untuk shalat di tempat tersebut.
  5. Ketika istri-istri Nabi saw berkumpul karena cemburu terhadap sikap Nabi saw, ia mengatakan kepada mereka, "Jika Nabi saw menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya istri-istri yang lebih baik daripada kalian." Setelah itu, turunlah ayat dalam Surat At-Tahnm yang menegaskan hal tersebut.

Sabtu, 14 Januari 2023

Ilmu Lalu Amal

Dalam kitab Muntakhab Kanzul Ummai, Abu Abdurrahman r.a. berkata, "Jika para sahabat mengajarkan Al-Qur'an kepada kami, mereka berkata, 'Kami belajar Al-Qur'an dari Rasulullah saw. sebanyak 10 ayat dan kami tidak akan meminta Nabi saw. untuk mengajarkan ayat berikutnya sebelum 10 ayat tadi sesuai dengan antara ilmu dan amalnya."




Ulama hadis terkemuka Bukhari r.a berkata, "Al ilmu qoblal qouli wal amali (ilmu sebelum berkata dan berbuat)." Perkataan ini merupakan kesimpulan yang ia ambil dari firman Allah Ta'ala, "Maka Ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu ...." (QS. Muhammad [47]: 19)

Dalam kitab Fathut Bari, Ibnul Munir berkata, "Yang dimaksudkan oleh Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan, yaitu suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itu, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan."

Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a

Pada suatu hari Rasulullah saw. keluar untuk buang air. Ketika beliau selesai beristinjak, beliau mendapati sebuah panci yang sudah penuh berisi air di luar tempat beliau beristinjak. Lalu, beliau bertanya, "Siapakah yang telah menaruhnya di sini?"




"Ibnu Abbas telah menaruhnya," jawab para sahabat.

Rasulullah saw. sangat senang dengan pelayanan Ibnu Abbas r.a. kepadanya. Kemudian beliau mendoakannya, "Ya Allah, berikanlah kepadanya kepahaman agama dan Al-Qur'an."

Pada suatu ketika Rasulullah saw. sedang mendirikan shalat sunnah dan Ibnu Abbas r.a. mengikutinya di belakang. Lalu, Nabi saw. menarik tangannya sehingga ia berdiri tepat di samping kanan Rasulullah saw. Sebagaimana tata cara shalat berjemaah dengan satu makmum: posisi makmum tepat berada sejajar disamping kanan imam. Akan tetapi, Ibnu Abbas r.a. malah kembali mundur ke belakang dan shalat di belakang beliau.

Seusai shalat, Rasulullah saw. bertanya kepada Ibnu Abbas r.a., "Mengapa kamu mundur ke belakang?"

Ibnu Abbas r.a. menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau adalah pesuruh Allah, bagaimana saya dapat berdiri sejajar denganmu?"

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah mendoakannya agar ditambahkan ilmu dan kepahaman agama kepadanya.

Ibnu Abbas r.a. sangat menghormati kedudukan Rasulullah saw. sehingga ia melayani beliau dengan sepenuh hati. Keutamaan seorang murid yang menghormati gurunya dianjurkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana sabda beliau, "Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami." (HR Ahmad dan Hakim)

Imam Nawawi r.a. berkata, "Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia meyakini keahlian gurunya dibandingkanyang lain. Karena halitu akan mengantarkan seorang murid untuk mengambil manfaat yang banyak darinya dan lebih bisa membekas dalam hati terhadap apa yang ia ambil dari gurunya tersebut."

Hilangnya Ilmu

Ahmad bin Jamil Al-Marwazi menuturkan, Ibnu Al-Mubarak r.a. diberi tahu bahwa Ismail bin Ghalabah r.a. telah diangkat menjadi pejabat urusan sedekah. Lalu, Ibnu Al-Mubarak r.a. menulis surat kepadanya.

"Hai orang yang membuat Ilmu menjadi elang, yang menyambar harta orang-orang miskin.

Engkau menyiasati dunia dan kenikmatan, dengan dalih yang menyirnakan ad-din.

Karenanya, engkau telah menjadi kegilaan, padahal sebelumnya engkau adalah penyembuh bagi orang-orang sinting.

Di manakah ilmu yang engkau dapatkan, dari Ibnu Aun dan Ibnu Sirin?

Di manakah petuahmu yang dulu engkau keluarkan, tentang mendekati pintu para pemimpin?

Jika ini sebuah keterpaksaan, demikian pula keledai pembawa Ilmu yang terperosok dalam lumpur yang licin."


Taktkala ia menerima dan membaca tulisan ini, ia menangis tersedu-sedu dengan penuh penyesalan.

Banyak ulama saleh yang menjauhkan diri dari kekuasaan karena ingin melindungi dirinya agar tidak terperosok dalam lubang kehinaan. Berikut ini adalah pendapat para ulama tentang jabatan dan kekuasaan.
  1. Al-Ahnaf bin Qais menjelaskan bahwa penyakit yang akan merusak alim ulama adalah ambisi untuk meraih kekuasaan.
  2. Al-lmam Ahmad pernah berkata kepada Sufyan bin Uyainah, "Cinta kekuasaan lebih disenangi orang dibandingkan emas dan perak. Barangsiapa berambisi memperoleh kekuasaan, ia akan mencari-cari aib orang lain."
  3. Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Kekuasaan lebih disenangi oleh ahli qira'ah dibandingkan emas merah."
  4. Ibnu Abdus berkata, "Setiap kali bertambah kemuliaan seorang alim dan bertambah tinggi derajatnya, makin cepat dia merasa ujub. Kecuali orang yang dijaga oleh Allah SWT dengan taufiq-Nya dan membuang ambisi terhadap kekuasaan dari dirinya."
  5. "Ilmu hadis adalah disiplin ilmu yang mulia. Yang cocok untuk ilmu ini hanyalah akhlak mulia dan perilaku yang terpuji. Ilmu ini akan menghilangkan akhlak buruk dan perilaku tercela. Ilmu hadis adalah ilmu akhirat, bukan ilmu dunia. Barangsiapa yang ingin mendengarkan periwayatan hadis atau ingin menyampaikan ilmu hadis, hendaknya ia berupaya meluruskan dan mengikhlaskan niat. Dia pun harus membersihkan hatinya dari tujuan-tujuan duniawi dan segenap nodanya. Dia pun harus berhati-hati dari penyakit dan kotoran dari ambisi terhadap kekuasaan."
  6. Salah satu hal yang membedakan antara ulama dunia dan ulama akhirat adalah ulama dunia senantiasa memperhatikan kekuasaan, senang akan pujian dan massa. Sementara, ulama akhirat menjauhi hal tersebut. Mereka benar-benar menjaga diri dari hal itu dan menyayangkan orang-orang yang terkena penyakit tersebut. Namun, dikarenakan telah terbiasa dan memiliki ambisi mendapatkan kedudukan telah menguasai pemikiran mereka, tinggallah ilmu hanya terucap melalui lisan sebagai sebuah adat, bukan untuk diamalkan.