Coba KLIK !!!! Rasakan yang Akan terjadi

Sabtu, 04 Februari 2023

Wawasan Seorang Bocah Pada Saat KeKhalifahan Al Makmun

Dikisahkan bahwa Al-Makmun memisahkan diri dari pasukannya, lalu berjalan melewati salah satu perkam-pungan Arab. la melihat seorang bocah sedang berdiri mengisi girbah (tempat air) sambil memanggil ayahnya untuk minta bantuan agar dapat menguasai pegangan girbahnya.

Bahasa yang digunakan anak itu begitu santun dan baik layaknya orang dewasa sehingga menarik perhatian Khalifah Al-Makmun. la pun bertanya kepada anak itu, "Siapakah engkau? Semoga Allah memberkatimu."

Anak itu menyebutkan namanya dan balik bertanya, "Dan siapakah engkau?"

Al-Makmun menjawab, "Keturunan Adam."

"Memang benar keturunan Adam, tetapi keturunan Adam yang mana?" tanya anak itu kembali.

"Yang pilihan dan terbaik di antara mereka," jawabnya.

"Oh, berarti engkau orang Arab. Dari silsilah siapa?" tanya anak itu penasaran.

"Yang pilihan dan terbaik di antara mereka," jawab Al-Makmun untuk menguji pengetahuan anak itu lebih jauh.


"Berarti dari keturunan Mudhar. Dari silsilah siapa?" "Yang pilihan dan terbaik di antara mereka."

Anak itu mengetahui maksudnya, "Jadi, dari Bani Hasyim. Dari silsilah siapa?" kejarnya.

"Yang pilihan dan terbaik di antara mereka. Aku dari keturunan yang didirikan oleh anak cucu Hasyim seluruhnya."

Dengan kecerdasannya, anak itu menjawab pasti, "Kalau begitu, engkau adalah AmirulMukminin!" disambung dengan mengucapkan salam kepada sang khalifah.

Al-Makmun tersenyum puas dan kagum akan kecerdasan dan wawasan yang dimiliki anak tersebut, lalu bertanya, "Mana yang lebih kau sukai, seratus dinar sekarang, atau sepuluh dinar nanti?"

Anak itu menjawab, "Aku tidak akan menjual yang sekarang untuk membeli yang nanti!"

Kemudian seorang lelaki tua renta keluar dari dalam rumah. Melihat orang itu keluar, Al-Makmun berusaha menarik anak itu. Lelaki tua itu lantas berkata, "Aku lelaki tua nan lemah. Anak itu mempunyai ibu yang tua dan lemah seperti aku. Kami tidak memiliki apa pun selain anak itu. Maka janganlah engkau rampas ia dari sisi kami."

Al-Makmun kemudian memberi perintah kepada bawahannya untuk memberi seratus dinar kepada anak itu.

Selasa, 17 Januari 2023

DAPAT MENGOBATI DIABETES, INI 6 MANFAAT AIR REBUSAN KETUMBAR DAN MADU MENURUT DR ZAIDUL AKBAR

 


Berikut beberapa manfaat dari mengonsumsi air rebusan ketumbar /Unsplash/Mockupo

Selain bermanfaat sebagai bumbu dapur, air rebusan ketumbar ternyata memiliki ragam manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh Anda.

Baca juga : 

1. Resep Sehat Dengan Mengkonsumsi Madu dari dr Zaidul Akbar

2. Resep sehat sehari-hari konsumsi madu, dari dr Zaidul Akbar

3. Tips Sehat Lainnya Dari dr. Zaidul Akbar

Banyak yang tidak menyangka, rempah dengan cita rasa gurih ini ternyata memiliki berbagai nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak, kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor yang tentunya berkhasiat untuk kesehatan.

Dilansir dari kanal YouTube Shirathal Mustaqim pada 2 September 2021, berikut 6 manfaat air rebusan ketumbar menurut dr Zaidul Akbar.

 

1. Mengurangi Peradangan

Salah satu manfaat yang akan Anda rasakan dari mengonsumsi air rebusan ketumbar secara rutin adalah dapat mengurangi peradangan.

Hal ini dikarenakan kandungan zat antioksidan pada biji ketumbar yang ternyata juga dipercaya bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.

 

2. Mencegah Infeksi Jamur

Kandungan zat antibakteri dan antijamur yang terdapat pada biji ketumbar ternyata memiliki beragam manfaat yang baik bagi tubuh, terutama untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri.

 

3. Mengobati Diabetes

Berbagai kandungan yang terdapat pada biji ketumbar ternyata dapat merangsang produksi insulin di dalam tubuh, dan hal tersebut tentunya berdampak baik untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh Anda.

 

4. Mengatasi Gangguan Pencernaan

Kandungan nutrisi seperti protein, lemak, kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor pada biji ketumbar ternyata efektif untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Menurut pakar ahli, beberapa kandungan tersebut ternyata dapat melindungi tubuh dari berbagai bakteri yang menyerang usus.

 

5. Mencegah Kanker

Biji ketumbar ternyata juga mengandung senyawa yang dinilai dapat mencegah pembentukan heterocylic amines (HCA).

Kandungan tersebut tentunya efektif untuk melindungi tubuh dari paparan zat radikal bebas, yang dapat memicu pertumbuhan kanker.

 

6. Mencegah Kerusakan Sel

Selain kelima manfaat tersebut, ada salah satu manfaat yang paling dicari oleh banyak orang dari biji ketumbar.

Manfaat yang akan Anda dapat adalah dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat paparan zat radikal bebas.

Kandungan antioksidan sejenis terpinene, kuersetin, dan tocopherols ternyata efektif untuk melindungi tubuh dari kerusakan sel.

Meski tergolong bahan alami, namun ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memasukkan ketumbar sebagai  list minuman daily routine Anda.

Sebelum mengonsumsi air rebusan ketumbar, pastikan bahwa Anda tidak menderita alergi terhadap salah satu komponen pada biji ketumbar dan konsumsi air rebusan ketumbar sesuai ketentuan yang dianjurkan.***


Minggu, 15 Januari 2023

Gelar Al Faruq Untuk Sayyidina Umar bin Khaththab R.A

Umar bin Khaththab memiliki nama lengkap Umar bin Al-Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy. Postur tubuhnya yang tinggi besar serta keberanian dan watak kerasnya membuat orang-orang memanggilnya dengan Abu Hafs atau anak singa. Sedangkan, Rasulullah saw memberinya gelar Al-Faruq yang berarti pembeda antara yang hak dan batil.




Pada peristiwa Perang Badar, kemenangan besar diraih oleh umat Islam. Pasukan Quraisy dibuat takluk oleh pasukan Islam, padahal jumlah pasukan mereka lebih besar tiga kali lipat daripada pasukan Islam. Akan tetapi, berkat pertolongan Allah SWT jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak tersebut.

Sebagian besar pasukan Quraisy menjadi tahanan perang kaum muslimin. Rasulullah saw bermusyawarah dengan para sahabat tentang penanganan yang terbaik bagi para tawanan perang.

Abu Bakar r.a berpendapat agar para tawanan perang tersebut dibebaskan dengan sejumlah uang tebusan. Menurutnya hal itu akan menaikkan citra orang muslim di hadapan kaum musyrikin Quraisy. Ujarnya, "Dengan begitu, siapa tahu mereka akan tertarik untuk masuk Islam."


Dari dua pendapat tersebut, Rasulullah saw. cenderung mengikuti saran Abu Bakar r.a, yaitu membebaskan tawanan perang dengan sejumlah tebusan. Apalagi keputusan ini didasari firman Allah SWT, "Maka apabila kamu bertemu dengan orong-orang yang kafir (di medan perang) makapukullah batang iehermereka. Selanjutnya apabila kamu teiah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai. Demikianlah, dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan mereka, tetapi Dia hendak menguji kamu satu sama lain. Dan orang-orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak menyia-nyiakan amal mereka." (QS Muhammad [47]: 4)

Bukan berarti pendapat Umar bin Khaththab tidak memiliki landasan yang kuat. Ia berpendapat bahwa izin Allah SWT untuk membebaskan tawanan perang karena mereka tidak memerangi orang-orang muslim, mereka tidak boleh dibunuh. Akan tetapi, berbeda dengan para pemimpin kafir tawanan Badar kali ini. Mereka adalah musuh Allah yang sangat berbahaya sehingga harus dibunuh.

Selanjutnya, Allah SWT pun ternyata membenarkan pendapat Umar bin Khaththab dengan diturunkan ayat, "Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Maha perkasa, Maha bijaksana. Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Anfal [8]: 67-69)

Benarlah bahwa para tawanan Badar yang bebas kala itu menjadi musuh yang paling kuat pada peperangan Uhud yang membantai pasukan muslim karena hendak membalas kekalahan mereka pada Perang Badar.

Tentang Umar, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar." (HR Turmudzi)

Pernyataan Rasulullah saw. tersebut didasari karena beberapa pendapat Umar bin Khaththab r.a. yang sejalan dengan kehendak dalam Al-Qur'an, antara lain sebagai berikut.
  1. Usulnya untuk membunuh para tawanan Perang Badar dan tidak menerima tebusan dari mereka, lalu turun ayat Al-Qur'an yang menguatkan pendapatnya.
  2. Permintaannya agar istri-istri Nabi saw menggunakan hijab (penutup), kemudiam turunlah ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan hal tersebut.
  3. Ia pernah melarang Rasulullah saw untuk menyalati jenazah orang munafik, lalu turunlah ayat Al-Our'an yang melarang Rasulullah menyalati jenazah mereka.
  4. Pendapatnya untuk menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, kemudian turun ayat Al-Qur'an untuk menyuruh orang muslim untuk shalat di tempat tersebut.
  5. Ketika istri-istri Nabi saw berkumpul karena cemburu terhadap sikap Nabi saw, ia mengatakan kepada mereka, "Jika Nabi saw menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya istri-istri yang lebih baik daripada kalian." Setelah itu, turunlah ayat dalam Surat At-Tahnm yang menegaskan hal tersebut.

Sabtu, 14 Januari 2023

Ilmu Lalu Amal

Dalam kitab Muntakhab Kanzul Ummai, Abu Abdurrahman r.a. berkata, "Jika para sahabat mengajarkan Al-Qur'an kepada kami, mereka berkata, 'Kami belajar Al-Qur'an dari Rasulullah saw. sebanyak 10 ayat dan kami tidak akan meminta Nabi saw. untuk mengajarkan ayat berikutnya sebelum 10 ayat tadi sesuai dengan antara ilmu dan amalnya."




Ulama hadis terkemuka Bukhari r.a berkata, "Al ilmu qoblal qouli wal amali (ilmu sebelum berkata dan berbuat)." Perkataan ini merupakan kesimpulan yang ia ambil dari firman Allah Ta'ala, "Maka Ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu ...." (QS. Muhammad [47]: 19)

Dalam kitab Fathut Bari, Ibnul Munir berkata, "Yang dimaksudkan oleh Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan, yaitu suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itu, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan."

Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a

Pada suatu hari Rasulullah saw. keluar untuk buang air. Ketika beliau selesai beristinjak, beliau mendapati sebuah panci yang sudah penuh berisi air di luar tempat beliau beristinjak. Lalu, beliau bertanya, "Siapakah yang telah menaruhnya di sini?"




"Ibnu Abbas telah menaruhnya," jawab para sahabat.

Rasulullah saw. sangat senang dengan pelayanan Ibnu Abbas r.a. kepadanya. Kemudian beliau mendoakannya, "Ya Allah, berikanlah kepadanya kepahaman agama dan Al-Qur'an."

Pada suatu ketika Rasulullah saw. sedang mendirikan shalat sunnah dan Ibnu Abbas r.a. mengikutinya di belakang. Lalu, Nabi saw. menarik tangannya sehingga ia berdiri tepat di samping kanan Rasulullah saw. Sebagaimana tata cara shalat berjemaah dengan satu makmum: posisi makmum tepat berada sejajar disamping kanan imam. Akan tetapi, Ibnu Abbas r.a. malah kembali mundur ke belakang dan shalat di belakang beliau.

Seusai shalat, Rasulullah saw. bertanya kepada Ibnu Abbas r.a., "Mengapa kamu mundur ke belakang?"

Ibnu Abbas r.a. menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau adalah pesuruh Allah, bagaimana saya dapat berdiri sejajar denganmu?"

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah mendoakannya agar ditambahkan ilmu dan kepahaman agama kepadanya.

Ibnu Abbas r.a. sangat menghormati kedudukan Rasulullah saw. sehingga ia melayani beliau dengan sepenuh hati. Keutamaan seorang murid yang menghormati gurunya dianjurkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana sabda beliau, "Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami." (HR Ahmad dan Hakim)

Imam Nawawi r.a. berkata, "Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia meyakini keahlian gurunya dibandingkanyang lain. Karena halitu akan mengantarkan seorang murid untuk mengambil manfaat yang banyak darinya dan lebih bisa membekas dalam hati terhadap apa yang ia ambil dari gurunya tersebut."