Keluarga Yasir termasuk orang-orang yang pertama kali memeluk Islam sejak kedatangannya. Sang ayah, Yasir, berdomisili di Mekah dan bersekutu dengan Bani Makhzum.
Ketika itu Bani Makhzum menikahkannya dengan seorang budak wanita bernama Sumayyah. Dari perkawinan mereka lahirlah Ammar bin Yasir dan Abdullah bin Yasir.
Keteguhan hati mereka dalam mempertahankan Islam menyeretnya pada siksaan bertubi-tubi dari Bani Makhzum musyrikin Quraisy. Mereka disiksa tanpa rasa peri kemanusiaan.
Ammar bin Yasir yang mengajak seluruh keluarganya masuk Islam dipaksa untuk menyaksikan kekejian mereka terhadap kedua orang tuanya dan saudaranya, Abdullah. Mereka memaksanya untuk mengakui Latta dan Uzza jika ingin keluarga yang ia sayangi selamat dari siksaan kejam mereka.
"Ayo! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza'!" teriak salah seorang dari musyrikin Quraisy biadab itu. Namun, ayah, ibu, dan adiknya melarang Ammar untuk mengucapkannya sambil menahan perih tak terkira. Mereka pun mendapat siksaan yang bertubi-tubi dan lebih kejam.
Sebenarnya Ammar tidak tahan melihat orang-orang yang dicintainya disiksa sedemikian rupa. Tidak ada siksaan yang lebih menyakitkan selain melihat penyiksaan yang harus dialami oleh keluarganya.
Rasulullah saw yang lewat di tempat kejadian dan menyaksikan penyiksaan itu tidak bisa berbuat apa-apa, selain berkata, "Bersabarlah! Sesungguhnya tempat kalian adalah surga!"
Ucapan Rasulullah membuat Sumayyah berteriak, "Wahai Rasulullah! Saya telah mencium wangi surga!" Seketika itu juga Abu Jahal menusukkan tombaknya ke tubuh mulia Sumayyah. Ia adalah wanita muslimah yang pertama kali mati syahid karena mempertahankan agama Allah.
Ammar makin tak kuasa menahan perih batin dan fisiknya. Setelah ibunya gugur di tangan Abu Jahal, ia harus menyaksikan ayahnya dan saudaranya dihujani anak panah hingga syahid. Satu per satu keluarganya gugur di jalan Allah.
Ibunya, ayahnya, dan saudaranya. Ammar menangis sejadi-jadinya. Di tengah kekalutan pikiran dan kegalauan jiwanya, ia pun mendapat berbagai siksaan tak terperi. Sementara itu, kaum musyrikin Quraisy berteriak-teriak di telinganya, "Cepat! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza!"
Tak tahan dengan penderitaan itu, Ammar menyerah sehingga berkata, "Wahai Latta dan Uzza!!!" Penyiksaan berhenti. Para penyiksa musyrikin Quraisy merasa puas karena usaha mereka tidak sia-sia.
"Bagus!" kata mereka dengan gelak tawa yang menyakitkan hati sambil berlalu meninggalkan Ammar yang perih menahan sakit akibat penyiksaan yang diterimanya.
Setelah peristiwa itu, Ammar mengalami penyesalan yang sangat mendalam. Seluruh keluarganya syahid karena mempertahankan keyakinannya, tetapi mengapa ia menjadi lemah? Akankah Allah murka kepadanya?
Ia pun mengadukan kekhilafannya kepada Rasulullah saw. Beliau bertanya kepadanya, "Bagaimana dengan hatimu?" Ammar menjawab, "Hatiku tetap beriman!"
Rasulullah pun berkata, "Apabila mereka memaksamu kembali untuk menyebutkan nama-nama tuhan mereka, lakukanlah!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar