Coba KLIK !!!! Rasakan yang Akan terjadi

Jumat, 20 Maret 2020

MEDIA PENDIDIKAN DALAM ḤADITS


MEDIA PENDIDIKAN DALAM ḤADITS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ḥadith Tarbawi

                                   
Disusun oleh kelompok 10:

Ahmad Fauzi Makarim           (1117101)
Ahmad Khusairi                      (1117093)
Indah Maf’ulah                       (1117098)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2019




PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi pada setiap manusia selama ia hidup antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajara dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang ditandai dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan maupun perilakunya.
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong adanya banyak pembaharuan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
 Para pendidik dituntut agar dapat menggunakan alat-alat yang berbasis teknologi canggih atau dapat mengembangkan keterampilannya untuk menciptakan media pembelajaran. Tak terkecuali pada pendidikan Islam, media pembelajaran juga bermanfaat dalam mempercepat proses pembelajaran.
 Seiring dengan ini Rasulullah juga menggunakan media dalam mengadakan proses pembelajaran dan pendidikan. Akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan hadist ini, media yang digunakan beliau adalah anggota badan beliau sendiri (tangan, lidah, jari) dan media lainnya (langit,bumi,matahari, bulan,dan mimbar). Pentingnya menggunakan media dalam pembelajaran adalah agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik, karena media juga dapat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada peserta didiknya.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat / media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menhadirkan media sebagai perantara. Namun, meskipun begitu pentingnya alat/media bagi tercapainya tujuan pendidikan, masih banyak dijumpai lembaga – lembaga pendidikan yang kurang mementingkan suatu alat/media tersebut .






B.   Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian Media Pendidikan ?
2.        Media Pendidikan apa yang digunakan pada masa Rosululloh SAW ?
3.        Bagaimana relevansi hadits media pendidikan pada masa sekarang ?

C.  Tujuan
1.        Mengetahui pengertian media pendidikan.
2.        Mengetahui dan memahami media Pendidikan yang digunakan pada masa Rosululloh SAW.
3.        Mengetahui relevansi hadits media pendidikan pada masa sekarang.




















PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Sedangkan media menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Gegne, media adalah alat atau komponen yang dapat memacu proses belajar siswa.
2.      Menurut Briggs, media adalah alat fisik untuk menyajikan pesan yang digunakan untuk merangsang siswa agar mau belajar.
3.      Menurut Fleming (1987), media adalah alat yang ikut campur untuk mendamaikan kedua belah pihak.
4.      Menurut Vernous, media pendidikan adalah sesuatu yang dapat diartikan sebagai manusia, benda atau peristiwa yang membuat siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap
Dari beberapa pendapat para ahli tentang media, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa media adalah sesuatu yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk meningkatkan kemauan siswa mengikuti proses belajar mengajar.
Sedangkan media pendidikan Islam disini adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada peserta didik dalam mewujudkan kepribadian seorang muslim.
Adapun pembelajaran adalah memiliki akar kata “ belajar “. Belajar yaitu kegiatan berproses yang memiliki unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang pendidikan. di samping itu ada pula orang yang memandan belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.[1]
Istilah media pembelajaran memliliki beberapa pengertian seara luas dan sempit . Adapun secara luas dimaksud dengan media pembelajaran setiap orang materi atau peristiwa yang memberiakan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adapun secara sempit adalah sarana nonpersonal ( bukan manusia ) yang di gunakan oleh guru yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan.
Agak berbeda dengan istilah itu semua adalah definisi yang diberikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA),dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik literal maupunaudiovisual serta peralatan. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat,didengar dan dibaca (Abdul Wahab Rasyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, 2011;101 – 102).
Dari beberapa perbedaan pengertian tentang media pembelajaran, dapat dilihat kesamaan satu sama lain, yaitu proses penyampaian pesan atau informasi secara efektif dan efisien dapat diterima dan selalu diingat oleh peserta didik. Sehingga dapat dipahami, bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai perantara atau piranti komunikasi untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan atau informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran.

B. Ḥadith-ḥadith yang Membahas Tentang Media Pendidikan.
1.        Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Abū Hurairah:
 عن ابي سلمة عن ابي هريرة (ان النبي صلى الله عليه و سلم خطب فذكر قصة فى الحديث فقال ابو شاه : اكتبوا لى يا رسول الله. فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : اكتبوا لابي شاه. و فى الحديث قصة.  (رواه الترمذي
Artinya: “Dari Abu Huraira r.a berkata: sesungguhnya Nabi telah berceramah, maka beliau menuturkan sebuah cerita di dalam hadis. Maka Abu Syahin berkata: tulislah untukku wahai Rasulullah. Maka Rasulullah berkata: tulislah untuk Abu Syahin. (HR. Tirmidzi)
Di dukung oleh ayat :

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Artinya: yang mengajar (manusia) dengan pena.

Ø  Maksud  Ḥadith: Ḥadith diatas menunjukkan bahwa menulis  Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Dalam agama Islam, menulis merupakan suatu kegiatan yang dianjurkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya ayat-ayat Al-quran yang menyebutkan kata ‘tulis’, ‘menulis’ atau ‘tulislah’. Sekurang-kurangnya terdapat 17 ayat Al-quran yang menyebutkan ketiga kata tersebut.
Ø  Analisis Kependidikan:
Al-Qur’ān merupakan wahyu Allāh SWT yang disampaikan kepada Nabi Muḥammad ﷺ sebagai pedoman hidup umat manusia. Secara bahasa, Al-Qur’ān artinya bacaan, yaitu bacaan bagi orang-orang yang beriman.[2] Para ulama berpendapat bahwa materi pendidikan Islam yang paling utama adalah Al-Qur’ān, baik keterampilan membaca atau menulis. Di sini saya akan membahas tentang  media menulis.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Menulis merupakan gabungan tiga komponen yang harus bergerak sinergis, yaitu gerak otot, otak dan hati.
Jika dilihat dari Surat Al-‘Alaq ayat 4, maka Allah SWT mengajarkan kepada manusia tata cara tulis menulis menggunakan pena. Hal ini merupakan nikmat yang sangat besar dari-Nya, serta sebagai pelantara adanya saling memahami di antara manusia sebagaimana kemampuan memberikan ungkapan melalui lisan. Seandainya tidak ada budaya tulis menulis, niscaya hilanglah pengetahuan itu dari muka bumi, tidak ada bekas bekas tersisa dari agama ini. Karena menulis merupakan pengikat segala jenis ilmu dan segala jenis pengetahuan, menulis sebagai perantara membatasi dan mempertahankan informasi serta ungkapan-ungkapan dari kaum terdahulu. Menulis merupakan alat untuk menyambungkan dan estafetnya ilmu pengetahuan dari umat ke umat, generasi ke generasi, masa ke masa, sehingga pengetahuan tetap terjaga dan terlindungi, kemudian atas tulisan itu pengetahuan menjadi berkembang dan bertambah sesuai yang di kehendaki Allah SWT. Dalam suatu Atsar disebutkan: “ikatlah ilmu pengetahuan dengan tulisan”.
Kemudian dalam Surat Al-Qalam ayat 1, Allah SWT telah bersumpah atas nama pena dan apa yang tertulis. Dalam ayat tersebut Nun adalah tinta, sedang al-qalam adalah pena yang dikenal oleh manusia, hanya saja pena yang dijadikan sumpah oleh Allah SWT adalah pena yang diciptakan Allah SWT, lalu diperintahkannya untuk berjalan menulis seluruh apa yang telah tercipta hingga hari kiamat. Sedangkan penggalang ayat  وَمَا يَسْطُرُونَ (demi apa yang mereka tulis) apabila mengikuti takwil tersebut, maka sumpah itu terjadi pada makhluk dan perbuatan mereka, akan tetapi ada kemungkinan takwil lain, yakni makna yang; “penulisan mereka terhadap apa-apa yang mereka tulis”. Jika demikian maka maksud sumpah itu adalah sumpah dengan menggunakan tulisan, sehingga seolah-olah: Demi Nun, demi pena dan demi tulisan.


2.        hadith riwayat Muslim tentang menulis .
لا تكتبوا عني ومن كتب عني غير القرآن فليمحه  
Artinya : Janganlah kalian menulis dari ku, dan barangsiapa yang telah menulis dari ku selain al Quran maka hapuslah”. (HR. Muslim).

      Hadith riwayat Abu Dawud
 ((اكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ))
 Artinya: Tulislah, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, tidaklah keluar darinya (mulut) kecuali kebenaran. HR. Abu Dawud

Ø  Maksud  Ḥadith: Dalam hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah pernah melarang penulisan hadits, dan membolehkan penulisan hadist.
Ø  Analisis Kependidikan:
Pada masa sekarang media tulis dalam pendidikan itu sangatlah penting dan sekarang itu sangat luas karena bisa saja kita memakai alat - alat teknologi sekarang seperti memakai laptop dan lain – lainya yang bersifat modern dan di Era sekarang media tulis sekarang di ganti dengan media ketik menggunakan laptop maupun komputer Seperti yang kita ketahui bahwa terkadang pelajaran yang disajikan oleh pendidik dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya jika pengajaran yang diberikan oleh pendidik tersebut menarik dan kreatif. Peserta didik yang ingin memahami materi lebih dalam dari sebuah bidang studi dapat menginstal software (program) yang berkaitan dengan pelajaran tersebut. Komputer juga dapat membantu peserta didik untuk membuat karya ilmiah yang baik dan menarik. Informasi – informasi yang mendukung karya ilmiah tersebut dapat di cari melalui internet. Oleh karena itu, banyak pengguna komputer yang merasa nyaman dengan menggunakan komputer..
 Bila ditengok ke belakang, anak-anak zaman dulu harus berjuang demi bisa mengenyam bangku pendidikan. Misalnya harus menyeberangi sungai atau berjalan sejauh 2km dengan akses yang tak mudah menuju sekolah. Belum lagi soal alat tulis. Mereka harus membawa alat tulis yang jauh dari kata praktis. Apa saja contohnya?


1.        Sabak, mirip dengan papan tulis tapi ukurannya kecil.
2.        Grip, mirip-mirip dengan pensil dipakai untuk sabak.
3.        Kapur, debunya bikin batuk di gunakan dipapan.
4.        Pena jarum ( masa yunani )
5.        Pensil
6.        Batu atau kulit unta ( pada masa Nabi )
7.        Pena Bulu
Beda dalam era nabi media tulis itu di gunakan untuk menulis qura’an maupun hadits. Pada pandangan islam masa Nabi ada dua hadits yang  menjelaskan bahwa Rasulullah pernah melarang penulisan hadits, dan membolehkan penulisan hadist. Para ulama Rabbani mereka mempunyai pendapat akan dua hadits tersebut:

Pendapat pertama, mereka menjamak semua hadits pelarangan dan pembolehan, dan berpendapat bahwa Rasulullah melarang penulisan hadits karena beberapa sebab diantaranya :
a)        Pelarangan penulisan hadits terjadi jika hadits di tulis dalam lembaran yang sama bersama Al Quran.
b)        Pelarangan penulisan hadits terjadi saat wahyu Al Quran masih turun, karena Nabi takut tercampurnya Al Quran dengan hadist.
c)        Pelarang penulisan hadits terjadi karena Nabi takut kaum muslimin akan sibuk terhadap hadist melebihi kesibukkannya terhadap Al Quran.
d)       Pelarangan penulisan hadits dikhususkan untuk yang mempunyai hafalan yang kuat, dan di bolehkan jika tidak memiliki hafalan yang kuat.

Pendapat kedua, Ulama berpendapat bahwa hadits-hadits tentang pelarangan penulisan hadith tidak ada yang shohih, karena menurut sebagian para Ulama hadist dari Abu Sa’id di atas adalah mauquf seperti yang di nukilkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari.


3.        Hadith riwayat  Hakim
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمْسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ (رَوَاهُ حَاكِمْ ) Artinya: Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)
Ø  Maksud Ḥadith: bahwasanya hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi salah satu sumber pengambilan hukum syari’at, baik dalam hal aqidah, hukum fikih, dan yang lainnya. Sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menjadi sumber pedoman seorang muslim dalam menggapai kebahagian dan keridha’an Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga, dengan kedudukannya ini, maka hadits-hadits tersebut menjadi sumber dan asas syari’at yang kekal dan selalu terjaga keotentikannya.
Ø  Analisis Kependidikan:
 Penjelasan ḥadith di atas adalah Sesungguhnya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia bersama Al-Qur’an yang mulia merupakan asas agama Islam dan menjadi sumber hukumnya. Keduanya saling berhubungan sebagaimana kaitan syahadat La ilaha illa Allah dengan syahadat Muhammad Rasulullah. Barang siapa yang tidak beriman kepada Sunnah, berarti tidak beriman kepada Al-Qur’an”
Keterkaitan antara keduanya sebagai sumber utama dalam mengenal aqidah dan hukum-hukum syari’at, sebab as-Sunnah sebagai penjelas kandungan Al-Qur’an yang mujmal (global) dan membatasi kemutlakannya. Bahkan sebenarnya, as-Sunnah sabagai wujud dalam penerapan Al-Qur’an melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sifatkan dengan ketinggian akhlaknya dalam firman-Nya dalam surat al-Qalam/68:4
 وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.























PENUTUP

A.      Kesimpulan
Media pembelajaran adalah seperangkat alat (materi) yang dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam proses belajar mengajar, dari penyampai
pesan (pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Landasan penggunaan media
dalam pembelajaran harus dapat dilaksanakan dengan penuh bijaksana dan
hikmah, agar pendidik dan peserta didik dapat menjalin komunikasi yang baik,
sehingga tercipta suasana edukatif yang kondusif.
Media dalam pembelajaran dan pendidikan mempunyai persamaan dan
perbedaan, persamaannya dilihat pada aspek material, dan bedanya dilihat pada
aspek immaterial. Media pembelajaran dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits,
dapat dipandang dan diklasifikasikan menjadi media audio, visual dan audio
visual.
Media pembelajaran bermanfaat sebagai alat bantu atau sarana yang
dijadikan sebagai perantara atau piranti komunikasi untuk menyampaikan
pesan atau informasi berupa ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ke
penerima pesan atau informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

B. Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan  pada penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Rasyid,psychology of learning and memory
 ( Malang,2009:15-16)
      Abdul Wahab Rasyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, 2011;101 – 102
Bahrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Grapindo, 2006), 58
      QS. Al-‘Alaq ayat 4





[1] Abdul Wahab Rasyid,psychology of learning and memory ( 2009:15-16)
[2] Bahrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Grapindo, 2006), 58.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar