MEDIA PENDIDIKAN DALAM ḤADITS
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ḥadith
Tarbawi
Disusun
oleh kelompok 10:
Ahmad
Fauzi Makarim (1117101)
Ahmad
Khusairi (1117093)
Indah
Maf’ulah (1117098)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu
peristiwa yang terjadi pada setiap manusia selama ia hidup antara dirinya
sendiri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajara dapat terjadi kapan
saja dan dimana saja yang ditandai dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan,
keterampilan maupun perilakunya.
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mendorong adanya banyak pembaharuan untuk
memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Para pendidik dituntut agar dapat menggunakan
alat-alat yang berbasis teknologi canggih atau dapat mengembangkan
keterampilannya untuk menciptakan media pembelajaran. Tak terkecuali pada
pendidikan Islam, media pembelajaran juga bermanfaat dalam mempercepat proses
pembelajaran.
Seiring dengan ini Rasulullah juga menggunakan
media dalam mengadakan proses pembelajaran dan pendidikan. Akan dibahas lebih
lanjut dalam pembahasan hadist ini, media yang digunakan beliau adalah anggota
badan beliau sendiri (tangan, lidah, jari) dan media lainnya
(langit,bumi,matahari, bulan,dan mimbar). Pentingnya menggunakan media dalam
pembelajaran adalah agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik, karena
media juga dapat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada peserta didiknya.
Dalam proses belajar
mengajar, kehadiran alat / media mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menhadirkan media sebagai perantara. Namun, meskipun begitu pentingnya
alat/media bagi tercapainya tujuan pendidikan, masih banyak dijumpai lembaga –
lembaga pendidikan yang kurang mementingkan suatu alat/media tersebut .
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Media Pendidikan
?
2.
Media Pendidikan
apa yang digunakan pada masa Rosululloh SAW ?
3.
Bagaimana
relevansi hadits media pendidikan pada masa sekarang ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian media pendidikan.
2.
Mengetahui
dan memahami media Pendidikan yang digunakan pada masa Rosululloh SAW.
3.
Mengetahui
relevansi hadits media pendidikan pada masa sekarang.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media Pendidikan
Kata
media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar.
Sedangkan media
menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.
Menurut
Gegne, media adalah alat atau komponen yang dapat memacu proses belajar siswa.
2.
Menurut Briggs,
media adalah alat fisik untuk menyajikan pesan yang digunakan untuk merangsang
siswa agar mau belajar.
3.
Menurut
Fleming (1987), media adalah alat yang ikut campur untuk mendamaikan kedua
belah pihak.
4. Menurut Vernous, media pendidikan adalah sesuatu yang
dapat diartikan sebagai manusia, benda atau peristiwa yang membuat siswa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap
Dari
beberapa pendapat para ahli tentang media, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa media adalah sesuatu yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk
meningkatkan kemauan siswa mengikuti proses belajar mengajar.
Sedangkan
media pendidikan Islam disini adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan
materi pendidikan Islam kepada peserta didik dalam mewujudkan kepribadian
seorang muslim.
Adapun
pembelajaran adalah memiliki akar kata “ belajar “. Belajar yaitu kegiatan
berproses yang memiliki unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis jenjang pendidikan. di samping itu ada pula orang yang memandan
belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan
menulis.[1]
Istilah
media pembelajaran memliliki beberapa pengertian seara luas dan sempit . Adapun
secara luas dimaksud dengan media pembelajaran setiap orang materi atau
peristiwa yang memberiakan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Adapun secara sempit adalah sarana nonpersonal ( bukan
manusia ) yang di gunakan oleh guru yang memegang peranan dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan.
Agak
berbeda dengan istilah itu semua adalah definisi yang diberikan oleh Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA),dikatakan bahwa media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik literal maupunaudiovisual serta peralatan.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat,didengar dan dibaca (Abdul
Wahab Rasyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, 2011;101 – 102).
Dari
beberapa perbedaan pengertian tentang media pembelajaran, dapat dilihat
kesamaan satu sama lain, yaitu proses penyampaian pesan atau informasi secara
efektif dan efisien dapat diterima dan selalu diingat oleh peserta didik.
Sehingga dapat dipahami, bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu atau
sarana yang dijadikan sebagai perantara atau piranti komunikasi untuk
menyampaikan pesan atau informasi berupa ilmu pengetahuan dari berbagai sumber
ke penerima pesan atau informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran.
B. Ḥadith-ḥadith yang Membahas Tentang Media Pendidikan.
1.
Sabda Nabi ﷺ yang
diriwayatkan oleh Abū Hurairah:
عن ابي سلمة عن ابي هريرة
(ان النبي صلى الله عليه و سلم خطب فذكر قصة فى الحديث فقال ابو شاه : اكتبوا لى
يا رسول الله. فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : اكتبوا لابي شاه. و فى الحديث
قصة. (رواه الترمذي
Artinya: “Dari Abu Huraira r.a berkata: sesungguhnya Nabi telah
berceramah, maka beliau menuturkan sebuah cerita di dalam hadis. Maka Abu
Syahin berkata: tulislah untukku wahai Rasulullah. Maka Rasulullah berkata:
tulislah untuk Abu Syahin. (HR. Tirmidzi)
Di
dukung oleh ayat :
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Artinya:
yang mengajar (manusia) dengan pena.
Ø
Maksud Ḥadith: Ḥadith diatas menunjukkan bahwa
menulis Menulis adalah suatu kegiatan
untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan aksara. Dalam agama Islam, menulis merupakan suatu kegiatan yang
dianjurkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya ayat-ayat Al-quran yang
menyebutkan kata ‘tulis’, ‘menulis’ atau ‘tulislah’. Sekurang-kurangnya
terdapat 17 ayat Al-quran yang menyebutkan ketiga kata tersebut.
Ø
Analisis Kependidikan:
Al-Qur’ān merupakan wahyu
Allāh SWT yang disampaikan kepada Nabi Muḥammad ﷺ sebagai pedoman hidup umat
manusia. Secara bahasa, Al-Qur’ān artinya bacaan, yaitu bacaan bagi
orang-orang yang beriman.[2]
Para
ulama berpendapat bahwa materi pendidikan Islam yang paling utama adalah
Al-Qur’ān, baik keterampilan membaca atau menulis. Di sini saya akan membahas
tentang media menulis.
Menulis adalah suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan
alat-alat seperti pena atau pensil. Menulis merupakan gabungan tiga komponen
yang harus bergerak sinergis, yaitu gerak otot, otak dan hati.
Jika dilihat dari Surat
Al-‘Alaq ayat 4, maka Allah SWT mengajarkan kepada manusia tata cara tulis
menulis menggunakan pena. Hal ini merupakan nikmat yang sangat besar dari-Nya,
serta sebagai pelantara adanya saling memahami di antara manusia sebagaimana
kemampuan memberikan ungkapan melalui lisan. Seandainya tidak ada budaya tulis
menulis, niscaya hilanglah pengetahuan itu dari muka bumi, tidak ada bekas
bekas tersisa dari agama ini. Karena menulis merupakan pengikat segala jenis
ilmu dan segala jenis pengetahuan, menulis sebagai perantara membatasi dan
mempertahankan informasi serta ungkapan-ungkapan dari kaum terdahulu. Menulis
merupakan alat untuk menyambungkan dan estafetnya ilmu pengetahuan dari umat ke
umat, generasi ke generasi, masa ke masa, sehingga pengetahuan tetap terjaga
dan terlindungi, kemudian atas tulisan itu pengetahuan menjadi berkembang dan
bertambah sesuai yang di kehendaki Allah SWT. Dalam suatu Atsar disebutkan:
“ikatlah ilmu pengetahuan dengan tulisan”.
Kemudian dalam Surat
Al-Qalam ayat 1, Allah SWT telah bersumpah atas nama pena dan apa yang tertulis.
Dalam ayat tersebut Nun adalah tinta, sedang al-qalam adalah pena yang dikenal
oleh manusia, hanya saja pena yang dijadikan sumpah oleh Allah SWT adalah pena
yang diciptakan Allah SWT, lalu diperintahkannya untuk berjalan menulis seluruh
apa yang telah tercipta hingga hari kiamat. Sedangkan penggalang ayat وَمَا يَسْطُرُونَ (demi apa yang
mereka tulis) apabila mengikuti takwil tersebut, maka sumpah itu terjadi pada
makhluk dan perbuatan mereka, akan tetapi ada kemungkinan takwil lain, yakni
makna yang; “penulisan mereka terhadap apa-apa yang mereka tulis”. Jika
demikian maka maksud sumpah itu adalah sumpah dengan menggunakan tulisan,
sehingga seolah-olah: Demi Nun, demi pena dan demi tulisan.
2.
hadith riwayat
Muslim tentang menulis .
لا تكتبوا عني
ومن كتب عني غير القرآن فليمحه
Artinya :
Janganlah kalian menulis dari ku, dan barangsiapa yang telah menulis dari ku
selain al Quran maka hapuslah”. (HR. Muslim).
Hadith
riwayat Abu Dawud
((اكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا
يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ))
Artinya: Tulislah, demi jiwaku yang ada di
tangan-Nya, tidaklah keluar darinya (mulut) kecuali kebenaran. HR. Abu Dawud
Ø
Maksud Ḥadith:
Dalam hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah pernah melarang penulisan
hadits, dan membolehkan penulisan hadist.
Ø
Analisis
Kependidikan:
Pada
masa sekarang media tulis dalam pendidikan itu sangatlah penting dan sekarang
itu sangat luas karena bisa saja kita memakai alat - alat teknologi sekarang
seperti memakai laptop dan lain – lainya yang bersifat modern dan di Era
sekarang media tulis sekarang di ganti dengan media ketik menggunakan laptop
maupun komputer Seperti yang kita ketahui bahwa terkadang pelajaran yang
disajikan oleh pendidik dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya jika
pengajaran yang diberikan oleh pendidik tersebut menarik dan kreatif. Peserta
didik yang ingin memahami materi lebih dalam dari sebuah bidang studi dapat
menginstal software (program) yang berkaitan dengan pelajaran tersebut.
Komputer juga dapat membantu peserta didik untuk membuat karya ilmiah yang baik
dan menarik. Informasi – informasi yang mendukung karya ilmiah tersebut dapat
di cari melalui internet. Oleh karena itu, banyak pengguna komputer yang merasa
nyaman dengan menggunakan komputer..
Bila ditengok ke belakang, anak-anak zaman
dulu harus berjuang demi bisa mengenyam bangku pendidikan. Misalnya harus
menyeberangi sungai atau berjalan sejauh 2km dengan akses yang tak mudah menuju
sekolah. Belum lagi soal alat tulis. Mereka harus membawa alat tulis yang jauh
dari kata praktis. Apa saja contohnya?
1.
Sabak, mirip
dengan papan tulis tapi ukurannya kecil.
2.
Grip,
mirip-mirip dengan pensil dipakai untuk sabak.
3.
Kapur,
debunya bikin batuk di gunakan dipapan.
4.
Pena jarum (
masa yunani )
5.
Pensil
6.
Batu atau
kulit unta ( pada masa Nabi )
7.
Pena Bulu
Beda
dalam era nabi media tulis itu di gunakan untuk menulis qura’an maupun hadits.
Pada pandangan islam masa Nabi ada dua hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah pernah melarang
penulisan hadits, dan membolehkan penulisan hadist. Para ulama Rabbani mereka
mempunyai pendapat akan dua hadits tersebut:
Pendapat
pertama, mereka menjamak semua hadits pelarangan dan pembolehan, dan
berpendapat bahwa Rasulullah melarang penulisan hadits karena beberapa sebab
diantaranya :
a)
Pelarangan
penulisan hadits terjadi jika hadits di tulis dalam lembaran yang sama bersama
Al Quran.
b)
Pelarangan
penulisan hadits terjadi saat wahyu Al Quran masih turun, karena Nabi takut
tercampurnya Al Quran dengan hadist.
c)
Pelarang
penulisan hadits terjadi karena Nabi takut kaum muslimin akan sibuk terhadap
hadist melebihi kesibukkannya terhadap Al Quran.
d) Pelarangan penulisan hadits dikhususkan untuk yang
mempunyai hafalan yang kuat, dan di bolehkan jika tidak memiliki hafalan yang
kuat.
Pendapat
kedua, Ulama berpendapat bahwa hadits-hadits tentang pelarangan penulisan
hadith tidak ada yang shohih, karena menurut sebagian para Ulama hadist dari
Abu Sa’id di atas adalah mauquf seperti yang di nukilkan oleh Ibnu Hajar dalam
kitab Fathul Bari.
3.
Hadith riwayat Hakim
تَرَكْتُ فِيْكُمْ
اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمْسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ
وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ (رَوَاهُ حَاكِمْ
) Artinya: Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang jika
kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu
kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)
Ø
Maksud Ḥadith:
bahwasanya hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi salah
satu sumber pengambilan hukum syari’at, baik dalam hal aqidah, hukum fikih, dan
yang lainnya. Sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini
menjadi sumber pedoman seorang muslim dalam menggapai kebahagian dan keridha’an
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga, dengan kedudukannya ini, maka
hadits-hadits tersebut menjadi sumber dan asas syari’at yang kekal dan selalu
terjaga keotentikannya.
Ø
Analisis
Kependidikan:
Penjelasan ḥadith
di atas adalah Sesungguhnya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
merupakan wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Dia bersama Al-Qur’an yang mulia merupakan asas agama Islam dan
menjadi sumber hukumnya. Keduanya saling berhubungan sebagaimana kaitan
syahadat La ilaha illa Allah dengan syahadat Muhammad Rasulullah. Barang siapa
yang tidak beriman kepada Sunnah, berarti tidak beriman kepada Al-Qur’an”
Keterkaitan
antara keduanya sebagai sumber utama dalam mengenal aqidah dan hukum-hukum
syari’at, sebab as-Sunnah sebagai penjelas kandungan Al-Qur’an yang mujmal
(global) dan membatasi kemutlakannya. Bahkan sebenarnya, as-Sunnah sabagai
wujud dalam penerapan Al-Qur’an melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sifatkan dengan ketinggian akhlaknya
dalam firman-Nya dalam surat al-Qalam/68:4
وَإِنَّكَ
لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: Dan
sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media
pembelajaran adalah seperangkat alat (materi) yang dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam
proses belajar mengajar, dari penyampai
pesan (pendidik) kepada
penerima pesan (peserta didik) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Landasan penggunaan media
dalam pembelajaran harus dapat
dilaksanakan dengan penuh bijaksana dan
hikmah, agar pendidik dan
peserta didik dapat menjalin komunikasi yang baik,
sehingga tercipta suasana
edukatif yang kondusif.
Media
dalam pembelajaran dan pendidikan mempunyai persamaan dan
perbedaan, persamaannya
dilihat pada aspek material, dan bedanya dilihat pada
aspek immaterial. Media
pembelajaran dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits,
dapat dipandang dan
diklasifikasikan menjadi media audio, visual dan audio
visual.
Media
pembelajaran bermanfaat sebagai alat bantu atau sarana yang
dijadikan sebagai perantara
atau piranti komunikasi untuk menyampaikan
pesan atau informasi berupa
ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ke
penerima pesan atau informasi
guna mencapai tujuan pembelajaran.
B.
Saran
Penulis
menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan pada penulisan makalah-makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahab Rasyid,psychology of
learning and memory
( Malang,2009:15-16)
Abdul Wahab Rasyidi dan Mamlu’atul
Ni’mah, 2011;101 – 102
Bahrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam
(Bandung: Grapindo, 2006), 58
QS. Al-‘Alaq ayat 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar