Negara
kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara yang berani bersatu
diatas berbagai keberagamannya, baik beragam dalam suku bangsa, bahasa, agama, dan budaya.
Keberagaman di nusantara harus kita makanai sebagai sebagai anugerah dari Yang
Maha Kuasa dan yang harus dijaga dan dipertahankan dalam wadah NKRI, keberagaman
yang saling melengkapi, bukan untuk menunjukkan mana yang terbaik. Sebelum
lahirnya Indonesia, pendahulu jauh diatas kita telah menyadari dan menghargai
keberagaman di bumi nusantara ini, keberagaman di nusantara ini dikenal dengan
semboyannya Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang membuktikan bahwa Indonesia
bersatu atas keberagaman. Namun tidak dapat dipungkiri ruh dari semboyan Bhinneka
Tunggal Ika mulai luntur. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai kejadian yang
menunjukkan intoleransi keberagaman, yaitu intoleransi kepercayaan,
intoleransi, budaya dan kebudayan, intoleransi suku bangsa dan intoleransi
lainnya. Untuk mengantisipasi tindakan intoleransi dan menjaga toleransi, kita
membutuhkan lembaga pendidikan dan materi pendidikan yang porposional untuk hal
tersebut. Saya rasa salah satu lembaga pendidikan yang porposional dan cocok
adalah pesantren.
Pesantren
adalah sebuah pendidikan tradisional yang peserta didiknya tinggal bersama dan
belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan
mempunyai asrama untuk tempat menginap peserta didiknya. Istilah pesantren
tersebut identik dengan istilah santri, santri adalah panggilan untuk
seseorang yang sedang menimba ilmu pendidikan agama Islam selama kurun waktu
tertentu dengan jalan menetap di sebuah pondok pesantren. Santri tersebut
berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk
belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Pertama masuk pondok pesantren seorang
santri akan dihadapkan dengan perbedaan baik suku ras ataupun budaya, dan pasti
sebagian dari mereka akan merasa tidak nyaman dengan suatu keadaan belum pernah
mereka alami seblumnya. Yang mana, sebelum masuk kedalam kehidupan pesatren
mereka hanya berinteraksi dengan sebuah kehidpuan dari mereka kecil. Sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia telah mencatatkan begitu besarnya peran santri dalam perjuangan
kemerdekaan, dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam kehidupan
pesatren para santri diajarkan beberapa konsep interaksi sosial, diantaranya Konsep interaksi sosial adalah Pertama, Al
Ukhuwwah Al Islamiyyah yang berarti persaudaraan sesama muslim, Ukhuwah
Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan
aqidahbagai tali tasbih yang tidak terputus, dengan tujuan utama mensyukuri
Nikmat Allah. Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan
aqidah dan syariat Islam. Kedua , Al Ukhuwwah Basyariyah yang
berarti persaudaraan sesama manusia. Dan yang ketiga Al Ukhuwwah
Wathoniyyah yang bermakna persaudaraan sebangsa dan Negara. Pada
konsep ukhuwah Islam Al Ukhuwwah Al Islamiyyah iyah, seseorang merasa saling bersaudara
satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam. Umat Islam yang
dimaksudkan bisa berada di belahan dunia mana pun. Dalam konsep ukhuwah
wathaniyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan
bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia. Ukhuwah model ini
tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, jenis kelamin,
dan sebagainya. Adapun, dalam konsep ukhuwah basyariyah, seseorang merasa saling
bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari umat manusia yang satu
yang menyebar di berbagai penjuru dunia. Dalam konteks ini, semua umat manusia
sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwoko, Dwi., dkk. Hubungan Karakteristik
Santri Dengan Persepsi Mereka Tentang Kemandirian Di Pondok Pesantren
Relationship Between Santri Characteristics With Their Perception Of Self
Independency. Jurnal Penyuluhan Issn: 1858-2664 September 2007, Vol. 3 No.
2
Syukur, Abdul. 2008.
Perekat Bangsa. Tangerang: PT Intimedia Ciptanusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar