Coba KLIK !!!! Rasakan yang Akan terjadi

Jumat, 18 November 2022

Wawasan Ke-PMII-an

 

 

Wawasan Ke-PMII-an




PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang bersandar atas komitmen ke-Islam-an dan komitmen ke-bangsa-an, sehingga boleh dikatakan bahwa PMII adalah organisasi yang digerakkan oleh mahasiswa muslim yang berparadigma bahwa nilai-nilai ke-islam-an dan ke-bangsa-an lah pondosinya. Namun nilai ke-islam-an pada PMII adalah Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ala Nahdlotul ‘Ulama. PMII terlahir dengan tujuan “Terbentuknya pribadi muslim yang berbudi luhur, bertaqwa kepada ALLAH, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab atas pengamalan ilmu pengetahuannya”, Sehingga orientasi kegitan PMII adalah 1) penyadaran Intelektualisme ke-Islam-an (Aswaja NU) dan ke-Bangsa-an. 2) Pemberdayaan CIVIL SOCIETY, dan 3) Pengembangan pemikiran kritis atas isu-isu kebangsaan dan kebijakan-kebijakan pemerintah.


 

A. Lahirnya PMII :)

PMII lahir atau di deklaraikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960/ 21 syawal 1379 H di Surabaya (Sekolah Mua’lim Wonokromo sekarang UNSURI). Sebelum PMII terbentuk, pada masa pemerintahan orde lama hanya ada satu organisasi mahasiswa Islam yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Namun, mulai munculnya keinginan atau hasrat mendirikan organisasi dari kalangan intelektul muda NU adalah pada kurun waktu 1950-1959. Latar belakang yang paling mendasar adalah masalah politik, pada dekade itulah mulai terlihat carut marutnya politik bangasa Indonesia (Orde Lama), tidak menentunya sistem pemerintahan Indonesia (Presidensial atau Parlementer atau Federal), pisahnya NU dari MASYUMI, dekatnya HMI dengan Muhammadiyah dan MASYUMI, mulai tidak nyamannya intelektul muda NU didalam HMI. Nah, hal-hal itu lah yang ditengarai menjadi alasan mahasiswa NU (seperti Mahbub Junaidi dkk) keluar dari HMI dan menginspirasi yang lain untuk mendirikan organisasi (PMII), tidak berselang lama kemudian lahirlah organisasi mahasiswa NU (pendahulu) yang menjadi wadah bagi mahasiswa NU yaitu IMANU dan KMNU. IMANU berdiri di Jakarta pada Desember 1955 yang dimotori oleh Wa’il Harits Sugiarto, sedangkan KMNU berdiri di Surakarta, yang di motori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan IMANU dan KMNU di tentang oleh KH. Idham Kholid (Ketua PBNU) dengan alasan NU atau PBNU baru saja membentuk IPNU (24 Februari 1954 di Semarang), yang dikhawatirkan akan melemahkan dan menjadi pesaing bagi IPNU.

Seiring berjalannya waktu, keinginan untuk membentuk wadah bagi intelektual muda NU santer terdengar lagi pada Muktamar IPNU yang ke II (1-5 Januari1957) di Pekalongan, tapi gagasan itu lagi-lagi mentah di tangan otoritas NU pada waktu itu. Meskipun berulang kali ditentang, suara pergerakan untuk membuat organisasi mahasiswa itu tetep saja terdengar dimana-mana, sehingga pada muktamar IPNU ke III di Cirebon (27-31 Desember 1958) di bentuklah Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang di komando oleh Isma’il Makki (dari Jogjakarta).

Baru berjalan beberapa bulan, kebijakan PB IPNU sering kali tidak sejalan/ terjadi ketimpangan dengan kebutuhan DPT IPNU, Kenapa ? Karena adanya perbedaan paradigma yang sangat tajam antara pelajar dengan mahasiswa. Karena hal itulah, sehingga muncul kembali hasrat untuk mendirikan organisasi khusus mahasiswa NU, sehingga pada KOMBES IPNU di Kaliurang (14-17 Maret 1960) muncul keputusan “Bahwa dipandang perlu mendirikan organisasi mahasiswa secara khusus, dan juga pada waktu itulah ditentukan 13 intelektual muda NU sebagai perumus organisasi (PMII), diantara tokoh muda NU tersebut adalah 1) A. Kholid Mawardi ( Jakarta) 2) M. Makmun Syukri ( Bandung) 3) Hisbulloh Huda ( Surabaya), dst. Kemudian diantara ketiga belas tersebut ( Sahabat Mawardi, Sahabat Makmun dan Sahabat Hisbullah) sowan/ mengadap ketua PBNU (KH. Idham Kholid) untuk mendeklarikan akan diadakannya musyawarah oleh mahasiswa NU di Surabaya pada tanggal 14-17 April 1960, sekaligus meminta do’a dan restu, dan alhandulillah PBNU mendukung dan merstui itu, dan diharapkan nantinya organisasi tersebut akan menjadi kepanjangan tangan dari NU (dan Partai NU).

Pada pelaksanaan musyawarah, peserta musyawarah pun bingung karena adanya beberapa usulan nama organisasi dari berbagai perwakilan peserta, diantaranya dari Jogjakarta mengusulkan HMS (Himpunan Mahasiswa Sunny) dan dari Bandung-Surakarta mengusulkan PMII, dan disepakatilah nama PMII, beberapa menit kemudian munculah berdebatan lagi mengenai kepanjangan dari huruf “P”, perhimpunan atau persatuan namun ada usulan lagi yaitu “pergerakan”, dan disepakatilah”Pergerakan”. Pada musyawarah itu juga menghasilkan AD/ART PMII, serta memilih dan menetapkan Sahabat Mahbub Junaidi sebagai ketua umum, sahabat Mawardi sebagai wakil, dan Sahabat Said Budairi sebagai sekretaris umum. Dan pelu diketahui pula bahwa PMII adalah kelanjutan dari IPNU dan IPPNU (Muqodimah AD/ART PMII ).

 

B. Pisahnya NU dengan PMII :(

Pada awalnya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU baik secara struktural maupun fungsional dan merupakan Underbouw dari Partai NU. Namun pada era Orde Baru (Presiden Soeharto) dengan otoriternya membuat kebijakan- kebijakan yang (sangat) membatasi keberadaan partai politik. Dan juga PMII tidak bisa leluasa untuk menuntut atas dasar apa pemerintah membuat kebijakan-kebijakan tersebut karena masih berada dibawah (PB) NU dan partai NU. Sehingga pada MUBES PMII di Munarjati 14 juli 1971, PMII berkomitmen dan menyatakan Independen dari NU dan Partai manapun, (dikenal sebagai Deklarasi Munarjati), namun betapapun PMII independen dan mandiri, PMII secara kultural dan ideologi tidak ada bedanya dari NU. Aswaja ala NU lah yang menjadi pengikat antara mereka. Dengan ASWAJA, PMII berbeda dengan yang lain.

 

Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq

Tsummassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar