Selama kekhalifahan Umar bin Khaththab r.a, Abu Ubaidah r.a dipercaya sebagai kepala tentara muslim di Syria. Di tempat itu seluruh rakyat nonmuslim diwajibkan membayar pajak perlindungan kepada Abu Ubaidah r.a.
Suatu ketika Kaisar Byzantium, Romawi, hendak merebut Syria dari tangan kaum muslimin. Tentu saja penduduk nonmuslim, seperti Kristen dan Yahudi menyambut gembira rencana Romawi. Mereka tidak perlu bersusah payah membayar pajak kepada orang Islam jika Romawi berhasil merebut kembali Syria dari tangan kaum muslimin.
Abu Ubaidah r.a khawatir penduduk nonmuslim di Syria akan membelot membela Romawi. Belum lagi jumlah tentara Islam lebih sedikit jika dibandingkan tentara Romawi. Tentu saja hal ini akan menyusahkan pasukan Islam.
Abu Ubaidah r.a mengusulkan kepada para perwira prajurit muslim untuk mengosongkan kota Syria dan mengasingkan penduduknya agar tidak mengganggu peperangan mereka. Namun, seorang perwira menolak usulan tersebut. Ia berkata, "Mengasingkan mereka adalah hal yang tidak mungkin. Kita telah berjanji kepada mereka untuk melindungi harta dan jiwa mereka. Janji itu harus kita tepati!"
"Lalu, apa yang akan kita lakukan?" tanya Abu Ubaidah r.a.
"Lebih baik kita yang meninggalkan kota ini daripada harus mengasingkan penduduk aslinya. Selanjutnya, kita harus mengembalikan uang pajak mereka karena mereka tidak dalam perlindungan kita lagi!"
Abu Ubaidah r.a menanggapi usul tersebut, "Jika kita meninggalkan kota yang kuat ini, besar kemungkinan kita akan menderita kekalahan. Kota ini memiliki benteng kuat di sekelilingnya sehingga bisa melindungi kita dari serangan pasukan Romawi."
"Mungkin kita akan kalah, tetapi pantang bagi orang Islam untuk ingkar janji dan mengkhianati amanah!" tambah perwira muda itu lugas.
Akhirnya, Abu Ubaidah r.a mengumpulkan penduduk nonmuslim dan mengumumkan, "Kami menarik pajak perlindungan dari kalian dan karena itu kami akan melindungi kalian. Namun, hari ini kami akan keluar dari kota ini untuk menghadapi tentara Romawi. Oleh karena itu, ambillah pajak yang telah kalian berikan kepada kami!"
Penduduk nonmuslim dibuat kagum dengan kepemimpinan umat muslim yang adil dan bertanggung jawab. Kepercayaan mereka kepada kaum muslimin makin bertambah.
Kemudian para pendeta Kristen dan rabi-rabi Yahudi berkumpul di gereja dan sinagog untuk mendoakan tentara kaum muslimin supaya menang melawan kekaisaran Romawi tersebut. Tampaknya mereka lebih memilih dipimpin oleh seorang pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab daripada berdasarkan kesamaan agama semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar